Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengkritik keras Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) atas kejadian serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN). Ia heran dengan terus berulangnya peristiwa kebocoran data dan peretasan sistem yang terus terjadi.

“Ini kecelakaan apa kebodohan nasional?” kata TB Hasanuddin dalam rapat di Gedung DPR yang dihadiri Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN Hinsa Siburian, Kamis (27/6/2024).

Ia menambahkan, mengapa serangan ransomware bisa selalu terjadi. Dalam 5 tahun saja ada lebih dari 1 juta insiden.

“Sudah hampir 5 tahun kita bermitra terutama bersama BSSN, BSSN selalu melaporkan ada serangan. Tetapi tidak ada tindakan tindakan yang lebih komprehensif,” katanya.

“Menurut laporan ada 26 laporan keamanan siber Indonesia ke kami, ada 1.101.229 insiden,” imbuh dia.

Ia pun mempertanyakan kinerja pemerintah dalam menanggulangi serangan siber.

“Tetapi terus-terus saja begitu. Apakah kita hanya akan melaporkan insiden itu atau melakukan upaya-upaya supaya insiden itu tidak terjadi,” tegasnya.

Selain itu, Ia juga mempertanyakan mengenai tindakan forensik digital yang telah dilakukan untuk menemukan pelaku peretasan PDN ini.

“Sekarang kan (data) kita dikunci, kodenya di mereka, kita diminta menebus, kan tidak mungkin. Sekarang ini saya mohon terbuka ini seperti apa forensik digital yang dilakukan? Saya mau tahu,” tuturnya.