ID Realita– Penggunaan pemindai kode respons cepat (QR Code) untuk pembelian Pertalite  akan menyulitkan Pertamina dalam pengawasan dan juga menyulitkan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)  dalam pengurusannya, yang dapat meningkatkan potensi kecurangan.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi XII Mulyadi usai pertemuan Komisi XII di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (15/11/2024).

Saat ini penggunaan QR Code masih dalam tahap  uji coba dari pertamina di beberapa kota.

“Pakai QR Code itu akan sulit bagi Pertamina untuk mengawasi, begitu juga SPBU karena repot sendiri itu mengurus yang begituan, ” kata Mulyadi.

Saya dengar dari SPBU wah njelimet lah nggak karuan. Pokoknya semakin rumit itu di lapangan, semakin sulit kita untuk mengawasinya, dan potensi untuk kecurangannya tetap ada,” tambah Mulyadi.

Menurut politisi Fraksi Partai Gerindra, subsidi BBM sebaiknya dibagi menjadi dua skema: sebagian tetap berdasarkan produk dan sebagian diganti dengan bantuan langsung tunai (BLT). Subsidi berdasarkan produk akan diperuntukkan hanya untuk kendaraan tertentu, seperti kendaraan pelat kuning dan sepeda motor, sehingga jelas siapa yang berhak membeli BBM subsidi seperti pertalite dan solar subsidi.

Seperti yang diketahui, PT Pertamina (Persero) menerapkan pembayaran melalui QR Code lewat aplikasi My Pertamina untuk bahan bakar pertalite yang direncanakan dimulai pada akhir September 2024. Melalui mekanisme ini, PT Pertamina (Persero) memastikan upaya digitalisasi agar program subsidi tepat sasaran bisa berjalan.