ID Realita- Proyek rabat beton anggaran dari pusat berupa Dana Desa (DD) yang digelontorkan dari pemerintah sangat besar. Tentunya untuk menunjang memajukan desa agar kemajuan desa jadi optimal, akan tetapi realita dilapangan banyak anggaran atau bantuan yang diduga disalahgunakan atau dikomersilkan dalam menata kemajuan desanya.

Seperti pengurangan volume, serta kualitas bahan yang jelek. Seperti di Desa Tlogorejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.

Informasi yang dihimpun ID Realita rabat beton yang dikerjakan oleh tim pelaksana kegiatan (TPK) Desa Tlogorejo Rabat Beton di Desa Tlogorejo Kecamatan Jakenan, belum lama selesai dikerjakan, Baru beberapa bulan Kini tampak sudah banyak yang retak. Bahkan, di sepanjang jalan Rabat Beton itu sudah nampak berdebu. Dan Sengaja mengurangi spek volume 30 meter kubik.

Lokasi Pekerjaan proyek di dDukuh Caper RT 6, 7 RW 02 dengan tinggi rabat beton tersebut 0,15 meter, lebar 4 meter, panjang 150 meter.

Dengan anggaran Rp 130.030.500,- Dari dana desa ternyata setelah diukur fisik dari rabat beton tersebut berkurang tinggi 5 centimeter. Jadi rabat beton tersebut diduga kuat ada pengurangan volume 30 meter kubik


Diduga pekerjaan Rabat beton tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan terkesan lebih mengutamakan keuntungan dari pada kwalitas pekerjaan.

selain Rabat Betonnya sudah banyak yang retak, ketebalanya jadi 0,10 cm . Bila mengacu kepada Rencana Anggaran Belanja (RAB) ketebalan Rabat Beton itu seharusnya 0,15 Meter.

Namun realita dilapangan ketebalannya 10 cm atau 0,10 meter. Dengan kondisi seperti itu, mengakibatkan pengurangan tinggi 5 cm. Jadi diduga ada pengurangan volume 30 meter Kubik.


Salah satu warga Desa setempat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, saat baru pengerjaan rabat beton itu ditengah saya ukur dengan meteran ketebalannya 5 cm.

“Ditengah Ketebalannya saya colok pakai meteran saat baru pengecoran 5 cm”, tegasnya.

Tambah warga setempat, kalau kwalitas pekerjaan Rabat Baton itu patut dipertanyakan. Dikarenakan, pekerjaan Rabat beton itu diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang sudah ditentukan. Sehingga pekerjaan baru terhitung beberapa bulan, rabat batonnya banyak yang retak.

Menurutnya, pekerjaan itu seharusnya dari awal direncanakan dengan matang, dari segi manfaatnya kepada masyarakat dan kwalitas pekerjaan yang diutamakan.

“Pekerjaan itu menggunakan Dana Desa (DD), ketika dilaksanakan pada pekerjaan fisik dan kwalitas tidak sesuai dengan RAB maka harus jelas pertanggung jawabannya.

“Kalau pekerjaan baru berumur beberapa bulan sudah kondisi seperti itu, lalu mau seperti apa jadinya kalau rabat beton itu setelah satu tahun kedepan, mungkin sudah tidak bisa dipergunakan lagi oleh warga sekitar. Nah, akhirnya pekerjaan yang menghabiskan Dana Desa (DD) ratusan juta akan sia-sia kalau kwalitas pekerjaan seperti itu,”

“Kepala Desa sebagai penanggung jawab Anggaran, harus bertanggung jawab dengan persoalan ini, ” tukasnya.

” Proyek Dana Desa tahun 2024 itu volume nya kurang dan diduga tidak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB),” ucap warga setempat yang identitasnya minta di rahasiakan.

“Jika hal ini dibiarkan, kami sebagai masyarakat merasa dirugikan, uang Dana Desa (DD) yang berasal dari pajak rakyat kok pemakaiannya seolah asal-asalan, tidak mempertimbangkan kualitas dan kuantitasnya serta pengurangan volume.” Ucapnya.

“Kami sebagai masyarakat Desa Tlogorejo kecewa melihat pengurangan atau pencurian volume dan kualitas jalan ini, yang ingin kami pertanyakan, “Apakah memang boleh ? jalan cor beton dikerjakan asal-asalan, dan pengurangan volume, ini anggaran dari Negara lho, apa tidak ada pengawasan ? Ungkap salah seorang warga, Jumat, 2 Agustus 2024.

Kami berharap, lanjut warga, kepada pejabat berwenang agar segera turun ke lapangan. Untuk mengecek langsung kondisi jalan cor tersebut, dan memastikan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum? Intinya Kami serahkan sepenuhnya kepada para pejabat yang berwenang. Jika perlu Kepala Inspektorat langsung terjun ke lapangan untuk mengecek, “Ujarnya.

mengatakan paling paling besok juga di suruh mengembalikan ke kas negara bila ditemukan kesalahan.

Bahkan dengan Percaya dirinya Kepala Desa Tlogorejo Supar saat dikonfirmasi terkait pekerjaan itu mengatakan Lhoo ah..
Ssuk ape diprekso inspetorat pak. paling mbalikno (lho ah.. Besok akan diperiksa inspektorat pak, mungkin mengembalikan).

“Minggu Dpn Ki ngko Ono monitoring inspektorat (Minggu depan ini akan ada monitoring inspektorat)”, Kata Supar melalui pesan WA, (2/8/2024).

“Sing kerjo iku ora ngenah ncen kok. padahal begesting 15 cm kok dadi 10 cm y..iku salah apane kiro2 (yang kerja itu memang tidak benar. Padahal begesting 15 cm kok jadi 10 cm y.. itu salah apanya kira-kira),” tuturnya.

“Yo warga mriku dw to pak bos.sak TPK ne..(ya warga situ saja), TPK ku niku tukang2 dw ( TPK ku itu tukang-tukang sendiri)”, pungkas Supar.
(red, sah) .


(red).