ID Realita- Tradisi arak-arakan sesaji merupakan bagian dari perayaan sedekah laut di Desa Tasikagung, Rembang. Acara ini diikuti oleh lebih dari 1000 warga Desa Tasikagung dari 10 RT dan dimulai dengan meriah pada Kamis (18/4/2024).
Acara dimulai dengan arak-arakan sesaji dari klenteng Tjoe Hwie Kiong. Sebanyak 30 kendaraan dihias secara kreatif, menampilkan dekorasi seperti burung, kambing domba, dan Hanoman. Sesaji yang diletakkan di miniatur kapal diangkut menggunakan kendaraan Pick Up dan memimpin barisan arak-arakan.
Kepala Desa Tasikagung, Mochammad Riyanto, menyatakan bahwa perayaan arak-arakan tahun ini memiliki keunikan tersendiri karena sesaji dapat diarak melintasi batas desa sesuai dengan tradisi aslinya di jalan Dr. Wahidin. Perayaan ini sebelumnya terhenti selama 5 tahun karena berbagai faktor termasuk pandemi Covid-19.
“Jalan Dr. Wahidin adalah batas Desa Tasikagung yang secara turun-temurun dilewati saat ada sedekah laut. Sesuai tradisi, sesaji diarak di batas-batas desa,” jelasnya.
Lintasan arak-arakan dipadati masyarakat yang ingin melihat dari jarak dekat. Setelah sesaji diarak hingga batas desa, selanjutnya dilarung ke tengah lautan.
Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’, menyatakan bahwa arak-arakan sesaji dalam rangka sedekah laut Desa Tasikagung adalah tradisi sekaligus ungkapan rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.
“Kami dari pemerintah berharap agar acara ini dapat berjalan lancar, baik, dan tertib. Kami juga berharap tradisi seperti ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, serta memperkaya syawalan di Tempat Rekreasi Pantai (TRP) Kartini,” ujarnya. (red).