IDRealita- Pemerintah Republik Indonesia sedang fokus pada pemulihan ekonomi di tengah pandemi, dan Pertamina sebagai badan usaha milik negara terus melanjutkan proyek-proyek strategis nasional, termasuk pengembangan kilang minyak dan petrokimia di Balikpapan yang dikenal sebagai Refinery Development Master Plan (RDMP).

Kilang Pertamina Balikpapan akan meningkatkan kapasitas, kompleksitas, dan kualitas untuk mempercepat proyek RDMP Balikpapan. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas kilang dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari, memperbaiki kualitas produk, menurunkan harga pokok produksi bahan bakar minyak (BBM), dan mendorong peningkatan devisa serta penerimaan pajak. Hal ini akan membantu mencapai kemandirian energi dan menekan defisit neraca perdagangan dengan menurunkan impor produk BBM dan petrokimia secara signifikan.

Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, menegaskan bahwa proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diprioritaskan pemerintah.

“Pemerintah terus mendukung Pertamina dalam menyelesaikan proyek RDMP Balikpapan. Kami yakin proyek ini akan memberikan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara,” ujarnya, melalui keterangan tertulisnya, Minggu (31/3/2024).

Proyek ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan bakar berkualitas tinggi berstandar Euro 5 dengan kandungan sulfur lebih rendah, sehingga lebih ramah lingkungan.

Djoko Koen Soewito, Direktur Pengembangan Kilang Pertamina Balikpapan, menjelaskan pentingnya kenaikan kualitas bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dalam pertemuan visitasi dengan media.

“Proyek ini fokus pada keberlanjutan dan lingkungan dengan menghasilkan produk berkualitas tinggi berstandar Euro 5 yang memiliki kandungan sulfur rendah sehingga lebih ramah lingkungan,” jelasnya.

Proyek investasi Balikpapan di Indonesia diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah melalui partisipasi perusahaan lokal, penciptaan lapangan kerja lokal, dan peningkatan komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30%-35%. Dengan peningkatan produksi BBM, LPG, dan petrokimia nasional, proyek ini diharapkan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar 2 miliar USD per tahunnya.

Kilang Pertamina Internasional di Balikpapan, Kilang RU V, merupakan salah satu unit operasi yang produknya disalurkan ke Indonesia bagian timur dan sebagian ke barat serta diekspor. Beroperasi sejak 1922, kilang ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di Indonesia. Lokasinya strategis untuk memasok BBM di Indonesia Timur dan didukung oleh jaringan distribusi yang baik, termasuk pipa distribusi, kapal tanker, dan moda transportasi darat. (red)